KEPEMIMPINAN SANG GURU
Oleh : Freddyansyah Sugiarto
Apakah kepemimpinan itu bakat yang dibawa sejak lahir atau diciptakan melalui proses pembelajaran? Perdebatan tersebut sebenarnya sudah berakhir dengan kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus diciptakan melalui proses pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan. Kesimpulan itu punya dalih sangat kuat termasuk salah satunya berupa The Law of Universe bahwa setiap orang akan dinobatkan menjadi pemimpin terlepas ia siap atau tidak siap.
Setiap orang ditakdirkan menjadi pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup dimana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas.
Seberat apapun tugas sebagai pemimpin, terlepas dari formal - non formalnya atau skala besar - kecilnya, maka yang perlu dilakukan adalah menciptakan persiapan sempurna menjelang peluang menjadi pemimpin datang. Persiapan adalah bagian dari solusi mental sebelum solusi konkrit harus dilakukan. Bahkan seringkali peluang apapun baru bisa didapatkan setelah memiliki persiapan mental yang layak untuk menerimanya. Sayangnya bagi sebagain besar individu terkadang justru peluang yang dikejar habis-habisan sementara persiapan mental tidak dilakukan. Contoh kecil misalnya saja dalam pernikahan. Kenyataannya, faktor yang menjadi tolak ukur bagi suatu pernikahan bukanlah usia atau materi meskipun keduanya syarat mutlak, tetapi lebih itu adalah persiapan untuk menerima moment tersebut.
Menyangkut masalah persiapan maka pilihan sepenuhnya berada di bawah kontrol; apakah sudah mempersiapkan diri sebagai pemimpin atau sama sekali tidak mempersiapkannya. Moment tersebut akan menjemput anda dan konsekuensinya tergantung dari pilihan yang anda ciptakan. Karena kepemimpinan hidup berupa achievement, bukan gift, maka yang perlu dipersiapkan adalah melakukan perbaikan kepemimpinan dari dalam diri.
Pun dalam proses pembelajaran disekolah, salah satu hal penting yang bisa diasah disekolah adalah softskill, dan guru menjadi media penting untuk membentuk softskill siswa disekolah.
Guru. Digugu dan ditiru, falsafah ini demikian akrab dalam diri kita. Mengingat seorang murid akan demikian mudah mengidentifikasi segala perilaku dan kebiasaan seorang guru. Guru (guru dirumah/ orang tua, guru di sekolah formal maupun non formal) mengemban tugas mulia, yaitu mendidik dan membina para murid untuk menjadi anak-anak yang pandai, bermoral tinggi dan berakhlaq mulia.
Sehingga seorang guru bukan hanya bertugas mentransfer ilmu untuk menjadikan murid-muridnya hapal dan mengerti materi pelajaran yang diberikan, namun seorang guru juga harus mampu melakukan transfer nilai untuk menjadikan murid-muridnya insan-insan mulia.
Kepemimpinan diri sang guru adalah, bagaimana pribadi ini dapat mempersiapkan segalanya sejak dini dalam membentuk karakter dan menjadikanya istimewa. Mengajarkan kepemimpinan hidup, secara pengetahuan maupun karakter kepada anak-anak dan generasi muda dapat dicerminkan dalam esensi nilai agama dan pancasila. Langkah nyata untuk menjadikan anak-anak dan generasi muda istimewa dengan mendorong anak untuk terus berprestasi sesuai potensi yang dimilki sehingga mereka menjadi anak anak yang istimewa. Dengan menjadikanya istimewa anak anak mempunyai kebanggaan diri, terus berkompetisi kearah yang positif dan mampu berkontribusi lebih untuk membawa sekolah, negara ke pentas yang lebih tinggi.
Guru sebagai teman berproses dengan anak didik memiliki tujuan Robbani. Berusaha mengantarkan anak didiknya kepada tujuan agung, melakukan segala perbuatan berdasarkan atas keinginan untuk mencapai ridho Allah, bukan hanya untuk mengejar nilai nominal yang diberikan guru. Sehingga seorang murid akan menjadi sadar, bahwa mencari ilmu bukanlah sekedar untuk memperoleh nilai tinggi, tetapi mencari ilmu adalah salah satu tugas mulia. Yaitu menunaikan kewajiban agama. “Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan”.
Robb, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikanlah kepada kami kekuatan
untuk mengikutinya. Dan tunjukkan pula kepada kami yang bathil itu bathil, dan
berikanlah kepada kami kekuatan untuk menjauhinya. Aamiin. Wallahu 'a’laam bishshowwab.
Selamat hari guru, Saya Insan Cendikia untuk generasi lebih baik.
#akuinsancendekia
#hariguruICBS
Warm Regards,
Freddyansyah Sugiarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar